Minggu, 06 Oktober 2013

KEWIRAUSAHAAN Kelas XI



                                            YAYASAN CHANDRA ARIA MANGGALA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SMK BINA PERSADA TERISI
Alamat: Jl. Raya Jangga-Terisi Desa Karangasem Blok Bucu Kecamatan terisi-Indramayu
Telp. 081 321 034 700 email: smkbinapersada@ymail.com
NASKAH SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Mata pelajaran                 : Kewirausahaan
Kelas                               : XI APK/TSM
Hari / Tanggal                   :
Waktu                              :

1.      Sebutkan Pengertian darri: Kewirausahaan, Peluang usaha dan Modal usaha
2.      Sebutkan sedikitnya 5 sumber (asal) peluang usaha
3.      Tuliskan daftar  isi/bagian dari sebuah proposal usaha
4.      Sebutkan pengertian dari: PT, FIRMA, KOPERASI dan CV 
5.   Buatkan analisis peluang usaha ES KELAPA sederhana
..............................

KKM UNIDARMA dan Desa Cibereng

Sekali lagi desa Cibereng mendapat kesempatan bersilaturahmi dengan para mahasiswa KKM. Kali ini UNIDARMA kelas Haurgeulis.

Selamat datang kami ucapkan. Semoga saja Cibereng cukup kondusif menjadi tempat KKM.

Disela proyek pembangunan beton jalan sepanjang blok 2 dan blok 1, KKM Unidarma hadir, banyak dari mahasiswa berjurusan PGSD, kehadiran awal mereka sudah di tandai dengan beberapa anak-anak SD yang merapat untuk belajar kelompok di POSKO KKM tersebut di desa Cibereng. Tentunya kebermanfaatan sudah terlihat.

Dan semoga saja beberapa Program yang bersifat membangun bagi desa maupun mahasiswa sendiri akan terwujud. Memang dengan 40 hari terlalu singkat bila mahasiswa KKM menyentuh seluruh aspek desa. namun besar harapan ada sikap positif yang tertanamkan pada warga desa Cibereng dari kedatangan mahasiswa KKM.

Akhirnya, semoga sukses kepada para Mahasiswa yang KKM di desa Cibereng, semoga dalam waktu yang terbatas nanti kita mampu bersinergi dengan baik...

Terisi dan Entrepreneur

Seberapa pesat perkembangan perekonomian di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu? Paling tidak bisa dilihat dari antrian BLSM yang didapat. namun pembahasan kali ini tidak berfokus di sana. Namun seberapa besar Terisi mampu menyediakan lapangan pekerjaan, ketika putera-puterinya berada pada usia produktif. sanggupkah Terisi menyediakan lapangan kerja yang memadai. Pada kenyataannya, Terisi termasuk di dalamnya desa Cibereng belum mampu mengarah pada hal tersebut.

Data kasat mata memperlihatkan tidak lebih dari 10% lulusan SMK/sederajat yang tertampung untuk memeperoleh pekerjaan dengan standar UMR. Dan lebih dari 50% lulusan yang memperoleh pekerjaan diluar kecamatan Terisi. bahkan yang lebih miris, ternyata mereka yang dianggap berpotensi adalah mereka yang dengan sadar meninggalkan Terisi sebagai kampung halamannya untuk bertaruh dengan pekerjaan dengan lingkup di luar kecamatan Terisi, di luar Kabupaten Indramayu, di luar Propinsi jawabarat, bahkan hingga ke luar Indonesia (TKI).

Maka cukup beralasan jika muncul pertanyaan. SIAPAKAH YANG AKAN MEMBANGUN Terisi, ketika Putera-Puterinya sebagai generasi Penerus malah berkutai dengan peluh di luar Terisi. Ironi ini kian kabur ketika ternyata perolehan angka upah di luar Terisi lebih tinggi, sehingga secara umum mengamini para penerus berada di luar Terisi.

Tongkat estafet Pembangunan menjadi minim, karena mereka yang berpotensi tidak turut serta berperan di dalamnya. Mereka tersibukan dan berada di luar garis pembangun Terisi. memberi ruang yang besar bercokolnya sistem yang tidak TERBARUKAN atau selalu turun trmurun tanpa kreatifitas dan inovasi.

lalu..., apa yang menjadi solusi? tentu banyak hal yang bisa dilakukan, dimulai dari pembukaan lapangan kerja yang memadai. Namun lebih dari itu penanaman jiwa entrepreneurship atau kewirausahaan menjadi solusi yang layak di lirik. Melahirkan Lulusan yang tidak melulu menganggap harus siap kerja dengan melamar/bekerja pada instansi atau orang lain, tapi melahirkan lulusan yang mampu membuka lapangan pekerjaan untuk dirinya bahkan untuk orang lain.

Benar bekerja itu lebih baik daripada menganggur, namun menanamkan bahwa generasi untuk tidak terjebak menjadi KULI adalah prestasi tersendiri. Biarkan mereka menjadi para generasi yang siap untuk berkembang pesat dengan segala resikonya, berkembang sebagai manajer paling tidak untuk dirinya sendiri.

Banyak ruang yang belum diperkenalkan dengan jelas pada para pemuda Terisi, sangat banyak celah, semisal dunia konveksi, dunia perbataan, dunia perkebunan, dunia niaga, dunia jasa dan lain lain.

Bagaimana mungkin Terisi memberikan ruang yang menjanjikan pada para pendatang, namun tak disentuh oleh warga lokalnya sendiri. Butuh contoh? Warung bakso menjadi milik pendatang, Counter HP milik pendatang, Penjaja dan warung jamu milik pendatang dan lain-lain. Hal ini menggambarkan bahwa Terisi menjadi Gudang Konsumerisme dan lebih parah lebih dari setengahnya KULI.

Apakah ada yang salah dengan kata-kata KULI? Tentu tidak, namun tantangan menjadi majikan tentunya lebih berat dari pada sekedar menjadi Kuli, dan mayoritas sangat tidak mungkin bayaran kuli lebih tinggi dari majikannya.

Pertanyaan terakhir. Beranikah para generasi muda Terisi untuk meninggalkan jiwa kulinya dan bersiap untuk lebih berat menjadi seorang Manajer (Majikan)?............................

Jawabanya jelas PASTI BISA


Kamis, 03 Oktober 2013

Universitas Pendidikan Indonesia dan Desa Ciberang

Salam jumpa,
wajah desa Cibereng kian tertata dengan lebih memadai berbagai fasilitas dan pembangunan memake up dsa Cibereng bergerak pada kemajuan. pengecoran jalan (lupakan tentang banyaknya volume), rehab tampilan Balai desa Cibereng dan lain-lain, menjadi penanda kearah sana. Semangat Ciberengku dan Terisiku....

Namun perjalanan desa Cibereng menyematkan secuil peristiwa (besar dan kecilnya adalah relatif). Peristiwa itu menjadi menarik untuk diingat. Persinggahan Kuliah Kerja Mahasiswa/Nyata (KKM/N) dari UPI Bandung di tahun 2013.

Well come UPI.
bukan bercerita tentang apa-apa, karena persinggahan itu telah usai. namun yang patut di ingat adalah tentang kenang-kenangan yang terprasastikan. KKM/N itu melahirkan lembaga fital yang bernama POSDAYA. memang benar lembaga itu bukan hal baru. namun didesa Cibereng adalah baru. POSDAYA di peruntukan untuk mengkoordinir segala kegiatan yang berpusat di desa sehingga saling bahu-mebahu, mengkaitkan diri dan bekerjasama, dengan prinsip segala bentuk perubahan lahir dari aspirasi masyarakat, juga dikerjakan dan diperuntukan masyarakat pula.

POSDAYA telah terbentuk, dan Para Intelektual muda Mahasiswa/i KKM/N UPI pun telah berpamit. Maka yang tertinggal adalah POSDAYA desa Cibereng. Lalu pertanyaannya adalah, seperti apa kelanjutannya?

Desa Cibereng patut bersyukur dengan kedatangan Mahasiswa UPI tersebut, namun yang lebih penting adalah mengaktifkan sebuah lembaga yang bernama POSDAYA tersebut sehingga benar-benar berfungsi sebagai mana mestinya. Untuk itu mari bergerak bersama......