Minggu, 02 September 2012

cerpen TAPI, KENAPA SEKARANG?


Tak seharusnya aku mencintaimu seperti ini. Karena akan menyusahkan kita. kau, aku dan dia. Tapi perasaan siapa yang bisa menjaga? Aku menyukai kesederhanaanmu, aku menyukai tatapanmu, aku menyukai gerak tingkahmu.

"Tapi kenapa sekarang?" Kau selalu berusaha menjadi lebihbijak dariku. mungkin kau membawa beban 6 bulan lebih dariku. Usiamuj di atasku. Tapi tak harus bahwa kau memaksakan diri lebih dewasa darikukan? Cerita ini memang tak layak. Seandainya saja aku bukan bekas kekasihnya, atau kau bukan sahabatnya lebih pasti lagi seandainya dia tak masih mencintaiku, maka kisah asmara ini kita lebih mungkin bisa terjadi dengan baik.

Aku tak pernah mengatakan bahwa sebenarnya kau mencintaiku. Tapi hatiku hanya bisa berkata aku mencintaimu. Bukan karena dendamku padanya, bukan karena pelarianku padamu. bukan karena apa-apa, tapi aku merasa dirimu lebih kucari dari pada dia, dirimu lebih kumngerti daripada dia. walau petanyaanmusangat tepat "Tapi, kenapa sekarang?"

Aku tak akan menyusahkanmu. Tapi aku lebih yakin pada akhir yang indah, setelah semua ini. Aku tak akan dan tak terpikirkan untuk mengatakan dia tak baik. Karena dia sangat baik. Walau dengan luka yang ia torehkan, akupun tetap menganggapnya baik. Dan aku tau kau jauh lebih mngenalnya. Karena persahabatan kalian, lebih panjang dari sekedar umur percintaanku dengan nya.

Aku tak ingin memkasakan perasaanku padamu. Tapi kau sendiri yang memberi jawaban dengan pertanyaan "Tapi, kenapa sekarang?" Itu membuatku merasa cinta inipun bersemayam dihatimu. Entah sejak sebelum aku bersamanya, entah saat kau melihatku terluka. Walau dengan jujur aku bisa melihatmu saat setelah luka itu ada. Tapi bukan berarti kau pilihan kedua tapi aku hanya pernah butuh luka itu untuk menyimpulkan tentangmu.

Bila kau sungguh tak mencintaiku, bukan ucapan "Tapi, kenapa sekarang?" yang harus kau berikan saat itu. Tapi katakan saja "Aku tak mencintaimu" Mengetahui isi hatimu adalah hal pertama yang kubutuhkan. Tentang bagaimana menghadapai dia, lebih bisa kupikirkan kemudian. Tapi satu yang harus kau tahu, aku sudah mengatakan bahwa "akumencintaimu" dengan atau tanpa restu darinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar