DISIPLIN
Sardiman
(2007: 111) menjelaskan bahwa siswa atau anak didik adalah salah satu
komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar
mengajar. Siswa atau anak didik menjadi pokok persoalan dan sebagai
tumpuan perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak
yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan ingin mencapainya
secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajar yang diperhatikan
pertama kali adalah siswa/anak didik, bagaimana keadaan dan
kemampuannya.
Disiplin adalah latihan watak dan batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan yang ada (Unaradjan, 2003: 9). Sedangkan menurut Tu’u (2004: 40) disiplin adalah sikap
mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan
norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.
Faktor yang mendorong terbentuknya kedisiplinan yaitu dorongan dari
dalam (terdiri dari pengalaman, kesadaran dan kemauan untuk berbuat
disiplin) dan dorongan dari luar (perintah, larangan, pengawasan,
pujian, ancaman, ganjaran). Jadi disiplin siswa adalah kesadaran diri
yang muncul dari diri siswa itu sendiri untuk menaati segala ketentuan,
peraturan, dan norma yang berlaku di dalam kelas dan dilingkungan
sekolah.
1. Fungsi Disiplin
Disiplin
sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi
prasyarat bagi pembentukan sikap, prilaku, dan tata kehidupan
berdisiplin, yang akan mengantar siswa sukses dalam belajar. Tu’u (2004:
38-43) menjelaskan beberapa fungsi disiplin yaitu :
a. Menata kehidupan bersama
Disiplin
berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai
orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku.
Ketaatan dan kepatuhan itu membatasi dirinya merugikan pihak lain,
tetapi hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. Fungsi disiplin
adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau
dalam masyarakat. Dengan demikian, hubungan antara individu satu dengan
yang lain menjadi baik dan lancar
b. Membangun kepribadian
Pertumbuhan
kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh factor lingkungan
keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut
memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu,
dengan disiplin seseorang dibiasakan mengikuti, mematuhi, menaati
aturan-aturan yang berlaku. Kebiasaan itu, lama-kelamaan masuk ke dalam
kesadaran dirinya sehingga akhirnya menjadi milik pribadinya. Disiplin
telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan yang
berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang.
Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu
lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tentram sangat berperan
dalam membangun kepribadian yang baik.
c. Melatih kepribadian
Sikap,
perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk
serta merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui suatu proses
yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk
kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. Sikap, perilaku
seseorang tidak dibentuk dalam sekejap. Diperlukan pembinaan, tempaan
yang terus menerus sejak dini. Disiplin tersebut akan terwujud melalui
pembinaan sejak dini, sejak usia muda, dimulai dari lingkungan keluarga,
melalui pendidikan yang tertanam sejak usia muda yang semakin lama
semakin menyatu kuat dalam dirinya dengan bertambahnya usia
d. Pemaksaan
Disiplin
dapat terjadi karena dorongan kesadarn diri. Disiplin dengan motif
kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan
ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan
diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan
dan tekanan dari luar. Misalnya, ketika seorang siswa yang kurang
disiplin masuk ke suatu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus
menaati dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut. Dikatakan
terpaksa karena melakukannya bukan karena kesadaran diri , melainkan
karena rasa takut dan acaman sanksi disiplin. Disiplin yang terpaksa
akan memberi pengaruh yang kurang baik. Jadi disiplin dapat berfungsi
sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan
yang berlaku di lingkungan itu. Dengan pendampingan guru-guru,
pemaksaan, pembiasaan dan latihan disiplin seperti itu dapat menyadarkan
siswa bahwa disiplin itu penting baginya
e. Hukuman
Ancaman
sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan
kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman
hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.
Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi melemah. Tata
tertib yang sudah disusun dan disosialisasikan seharusnya diikuti
dengan penerapan secara konsisten dan konsekuen. Siswa yang melanggar
peraturan yang berlaku harus diberi sanksi disiplin. Tanpa sanksi
disiplin yang konsisten dan konsekuen akan membingungkan, memunculkan
ketidakpuasan dan rasa ketidakadilan bagi yang disiplin. Sanksi disiplin
berupa hukuman tidak boleh dilihat hanya sebagai cara untuk
menakut-nakuti atau untuk mengancam seorang tidak berani berbuat salah.
Sanksi seharusnya sebagai alat pendidikan dan mengandung unsur
pendidikan. Tanpa unsur itu, hukuman kurang bermanfaat
f. Mencipta lingkungan kondusif
Mendidik,
mengajar dan melatih terdapat dalam proses pendidikan. Mendidik
mengarah kepada meningkatkan moral, mental, spiritual dan kepribadian.
Mengajar dan pembelajaran meningkatkan kemampuan berpikir yang mengarah
kepada peningkatan keterampilan. Sekolah sebagai ruang lingkup
pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik.
Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tentram,
tenang, tertib dan teratur, saling menghargai dan hubungan pergaulan
yang baik. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi lingkungan
kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Di tempat seperti itu,
potensi dan prestasi siswa akan mencapai hasil optimal. Sebab
unsur-unsur yang menghambat proses pendidikan dapat diatasi dan
diminimalkan oleh situasi kondusif tersebut. Disiplin sekolah berfungsi
mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan
lancar.
g. Macam-macam Disiplin
Hadisubrata
dalam Tu’u (2004: 44-47) menjelaskan ada tiga macam disiplin yaitu
disiplin otoritarian, disiplin permisif, dan disiplin demokratis. Ketiga
macam disiplin tersebut diuraikan sebagai berikut:
# Disiplin otoritarian
Peraturan
dibuat sangat ketat dan rinci, dalam disiplin otoritarian ini. Orang
yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan menaati
peraturan yang telah disusun dan berlaku ditempat itu. Apabila gagal
menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi atau
hukuman berat. Sebaliknya, bila memenuhi peraturan, kurang mendapat
penghargaan atau hal itu sudah dianggap sebagai kewajiban. Disiplin
otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan
tekanan, dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang. Hukuman dan
ancaman kerapkali dipakai untuk memaksa, menekan, mendorong seseorang
memetuhi dan menaati peraturan. Disini dapat terjadi orang patuh dan
taat pada aturan yang berlaku, tetapi merasa tidak bahagia, tertekan dan
tidak aman. Siswa kelihatan baik, tetapi dibaliknya ada ketidakpuasan,
pemberontakan dan kegeliasahan karena berbuat sesuatu hanya sekedar
untuk memuaskan pihak lain (orang tua, sekolah, guru)#
# Disiplin permisif
Disiplin
permisif ini seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya,
kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak
sesuai dengan keputusan yang diambilnya dan memberi dampak berupa
kebingungan dan kebimbangan. Penyebabnya karena tidak tahu mana yang
tidak dilarang dan mana yang dilarang. Atau bahkan menjadi takut, cemas
dan dapat juga menjadi agresif serta liar tanpa kendali
# Disiplin demokratis
Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan,
diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan
mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Disiplin ini menekankan aspek
edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada
yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud
sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Disiplin demokratis
berusaha mengembangkan disiplin yang muncul atas kesadaran diri sehingga
siswa memiliki disiplin diri yang kuat dan mantap. Dalam disiplin
demokratis kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa patuh
dan taat karena didasari kesadaran dirinya. Mengikuti
peraturan-peraturan yang ada bukan karena terpaksa, melainkan atas
kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar