Jumat, 03 Agustus 2012

Bipers Disiplin

DISIPLIN 

 

Sardiman (2007: 111) menjelaskan bahwa siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar. Siswa atau anak didik menjadi pokok persoalan dan sebagai tumpuan perhatian. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan ingin mencapainya secara optimal. Jadi dalam proses belajar mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah siswa/anak didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya.
Disiplin adalah latihan watak dan batin agar segala perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan yang ada (Unaradjan, 2003: 9). Sedangkan menurut Tu’u (2004: 40) disiplin adalah sikap mental yang mengandung kerelaan mematuhi semua ketentuan, peraturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Faktor yang mendorong terbentuknya kedisiplinan yaitu dorongan dari dalam (terdiri dari pengalaman, kesadaran dan kemauan untuk berbuat disiplin) dan dorongan dari luar (perintah, larangan, pengawasan, pujian, ancaman, ganjaran). Jadi disiplin siswa adalah kesadaran diri yang muncul dari diri siswa itu sendiri untuk menaati segala ketentuan, peraturan, dan norma yang berlaku di dalam kelas dan dilingkungan sekolah.
1.    Fungsi Disiplin
Disiplin sangat penting dan dibutuhkan oleh setiap siswa. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, prilaku, dan tata kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar siswa sukses dalam belajar. Tu’u (2004: 38-43) menjelaskan beberapa fungsi disiplin yaitu :
a.    Menata kehidupan bersama
Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku. Ketaatan dan kepatuhan itu membatasi dirinya merugikan pihak lain, tetapi hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar. Fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan demikian, hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi baik dan lancar
b.    Membangun kepribadian
Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh factor lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu, dengan disiplin seseorang dibiasakan mengikuti, mematuhi, menaati aturan-aturan yang berlaku. Kebiasaan itu, lama-kelamaan masuk ke dalam kesadaran dirinya sehingga akhirnya menjadi milik pribadinya. Disiplin telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tentram sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
c.    Melatih kepribadian
Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun, terbentuk melalui suatu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tersebut dilakukan melalui latihan. Sikap, perilaku seseorang tidak dibentuk dalam sekejap. Diperlukan pembinaan, tempaan yang terus menerus sejak dini. Disiplin tersebut akan terwujud melalui pembinaan sejak dini, sejak usia muda, dimulai dari lingkungan keluarga, melalui pendidikan yang tertanam sejak usia muda yang semakin lama semakin menyatu kuat dalam dirinya dengan bertambahnya usia
d.   Pemaksaan
Disiplin dapat terjadi karena dorongan kesadarn diri. Disiplin dengan motif kesadaran diri ini lebih baik dan kuat. Dengan melakukan kepatuhan dan ketaatan atas kesadaran diri, bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan diri. Sebaliknya, disiplin dapat pula terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar. Misalnya, ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke suatu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus menaati dan mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut. Dikatakan terpaksa karena melakukannya bukan karena kesadaran diri , melainkan karena rasa takut dan acaman sanksi disiplin. Disiplin yang terpaksa akan memberi pengaruh yang kurang baik. Jadi disiplin dapat berfungsi sebagai pemaksaan kepada seseorang untuk mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan itu. Dengan pendampingan guru-guru, pemaksaan, pembiasaan dan latihan disiplin seperti itu dapat menyadarkan siswa bahwa disiplin itu penting baginya
e.    Hukuman
Ancaman sanksi/hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk menaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman/sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah. Motivasi untuk hidup mengikuti aturan yang berlaku menjadi melemah. Tata tertib yang sudah disusun dan disosialisasikan seharusnya diikuti dengan penerapan secara konsisten dan konsekuen. Siswa yang melanggar peraturan yang berlaku harus diberi sanksi disiplin. Tanpa sanksi disiplin yang konsisten dan konsekuen akan membingungkan, memunculkan ketidakpuasan dan rasa ketidakadilan bagi yang disiplin. Sanksi disiplin berupa hukuman tidak boleh dilihat hanya sebagai cara untuk menakut-nakuti atau untuk mengancam seorang tidak berani berbuat salah. Sanksi seharusnya sebagai alat pendidikan dan mengandung unsur pendidikan. Tanpa unsur itu, hukuman kurang bermanfaat
f.     Mencipta lingkungan kondusif
Mendidik, mengajar dan melatih terdapat dalam proses pendidikan. Mendidik mengarah kepada meningkatkan moral, mental, spiritual dan kepribadian. Mengajar dan pembelajaran meningkatkan kemampuan berpikir yang mengarah kepada peningkatan keterampilan. Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tentram, tenang, tertib dan teratur, saling menghargai dan hubungan pergaulan yang baik. Apabila kondisi ini terwujud, sekolah akan menjadi lingkungan kondusif bagi kegiatan dan proses pendidikan. Di tempat seperti itu, potensi dan prestasi siswa akan mencapai hasil optimal. Sebab unsur-unsur yang menghambat proses pendidikan dapat diatasi dan diminimalkan oleh situasi kondusif tersebut. Disiplin sekolah berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar.
g.    Macam-macam Disiplin
Hadisubrata dalam Tu’u (2004: 44-47) menjelaskan ada tiga macam disiplin yaitu disiplin otoritarian, disiplin permisif, dan disiplin demokratis. Ketiga macam disiplin tersebut diuraikan sebagai berikut:
# Disiplin otoritarian
Peraturan dibuat sangat ketat dan rinci, dalam disiplin otoritarian ini. Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan menaati peraturan yang telah disusun dan berlaku ditempat itu. Apabila gagal menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, akan menerima sanksi atau hukuman berat. Sebaliknya, bila memenuhi peraturan, kurang mendapat penghargaan atau hal itu sudah dianggap sebagai kewajiban. Disiplin otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan, dorongan, pemaksaan dari luar diri seseorang. Hukuman dan ancaman kerapkali dipakai untuk memaksa, menekan, mendorong seseorang memetuhi dan menaati peraturan. Disini dapat terjadi orang patuh dan taat pada aturan yang berlaku, tetapi merasa tidak bahagia, tertekan dan tidak aman. Siswa kelihatan baik, tetapi dibaliknya ada ketidakpuasan, pemberontakan dan kegeliasahan karena berbuat sesuatu hanya sekedar untuk memuaskan pihak lain (orang tua, sekolah, guru)#
# Disiplin permisif
Disiplin permisif ini seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya, kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusan yang diambilnya dan memberi dampak berupa kebingungan dan kebimbangan. Penyebabnya karena tidak tahu mana yang tidak dilarang dan mana yang dilarang. Atau bahkan menjadi takut, cemas dan dapat juga menjadi agresif serta liar tanpa kendali
# Disiplin demokratis 
       Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan memberi penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Disiplin ini menekankan aspek edukatif bukan aspek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Akan tetapi, hukuman dimaksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik. Disiplin demokratis berusaha mengembangkan disiplin yang muncul atas kesadaran diri sehingga siswa memiliki disiplin diri yang kuat dan mantap. Dalam disiplin demokratis kemandirian dan tanggung jawab dapat berkembang. Siswa patuh dan taat karena didasari kesadaran dirinya. Mengikuti peraturan-peraturan yang ada bukan karena terpaksa, melainkan atas kesadaran bahwa hal itu baik dan ada manfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar